Review: One for the Road (2021)
Tema persahabatan dan percintaan mungkin terkesan mainstream, namun “One for the Road” berhasil membuat Wong Kar-wai, sutradara yang dikagumi dan juga punya pakem tersendiri dalam film-filmnya bersedia memproduseri film ini.
“One for the Road” yang disutradarai Natawoot Poonpiriya menceritakan tentang Aood (Natara) yang mengidap kanker dan akan segera menemui ajalnya, meminta bantuan sahabatnya, Boss (Thanapob) untuk menemui mantan-mantan pacarnya dan memberi ucapan selamat tinggal. Film Poonpiriya yang saya tonton pertama kali adalah “Bad Genius” yang cukup mindblowing dan thrilling saat pertama kali menontonnya. Di sini Poonpiriya banting stir sama sekali dengan mengusung tema drama persahabatan dan percintaan, yang sekali lagi, masih mampu memuaskan saya.
Walaupun terkesan biasa, “One for the Road” punya elemen lain yang membuat saya suka dengan film ini. Seperti misalnya teknik pengambilan gambar, permainan cahaya di sudut-sudut gelap perkotaan dan juga bar, dan yang tak kalah penting: pemilihan soundtrack. Lantunan lagu dari musisi macam The Rolling Stones, Elton John, dan Harry Nilsson menjadi teman perjalanan Aood dan Boss berkeliling Thailand dengan mobil BMW vintage itu.
Ngomong-ngomong soal mobil, saya masih teringat dengan Saab 900 Turbo warna merah yang menjadi salah satu bintang di “Drive My Car” besutan Ryusuke Hamaguchi. BMW vintage di film ini juga menjadi elemen penting antara Aood, mantan-mantannya, dan juga mendiang ayahnya yang merupakan mantan penyiar radio (DJ), yang dideliver melalui playlist yang ia buat di dalam sebuah kaset.
Pada akhirnya “One for the Road” jadi film yang berkesan dalam membicarakan berdamai dengan masa lalu dan senantiasa mengapresiasi kehadiran orang-orang yang singgah di hidup kita seburuk apapun memorinya.